Selasa, 14 Oktober 2014

Perempuan Penjaja Kepuasan itu ODHA

SEKILAS tak tampak bahwa perempuan itu termasuk pasien ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Wajahnya selalu terlihat riang dengan dandanan yang segar. Pembawaannya juga lincah dan energik.

Tapi, bila permukaan kulit putihnya dicermati betul, terutama di lengan dan kaki, akan tampak tanda-tanda fisik bahwa dia terinfeksi virus HIV. Di kedua bagian tubuhnya itu kini terlihat bintik-bintik hitam, salah satu tanda orang mengidap HIV/AIDS.

“(Bintik-bintik) itu karena aku mengonsumsi obat Anti Retro Viral (ARV) untuk menekan pertumbuhan virus HIV  di dalam tubuhku. “Memang seperti itu keadaannya. Yang penting, hidup harus jalan terus,” ujarmu tenang seolah-olah ingin menunjukkan bahwa HIV/AIDS boleh saja menggerogoti tubuhmu namun tidak untuk semangat hidupmu.

Awalnya, dia mengeluh karena batuk tak sembuh-sembuh. “Tiga bulan batuk dan berakhir dengan sesak nafas". Sejak itu, berat badannya turun drastis. Tubuhnya kurus dan dia gampang sakit. Aku sarankan untuk mendatangi bagian VCT  ( Voluntary Consealing Test ) di rumah sakit. 

“Saya sudah curiga dia terkena HIV. Sebab, gejala-gejalanya memang seperti itu. Kecurigaanku benar, perempuan itu dinyatakan positif HIV. Dan disarankan rajin kontrol serta mengonsumsi obat ARV untuk membantu melawan virus yang menghancurkan kekebalan tubuh tersebut. Perempuan itu sangat terpukul begitu mendengar vonis dokter . "Aku seperti divonis hukuman mati,” tegasnya.

Perempuan itu merasa seolah-olah garis hidupnya sudah dibatasi untuk tidak berlama-lama lagi di dunia. Dia pun sempat putus asa. Seminggu dirinya mengurung diri di kamar kos, tak punya gairah hidup lagi.

Tapi, kesadarannya tentang kematian yang sering muncul di benaknya membuat dirinya terpacu kembali untuk melanjutkan sisa hidupnya. “Waktu hidupku mungkin singkat. Tapi, aku tak ingin menyia-nyiakannya,” ujarnya.

Dia kemudian berusaha menata hidupnya di jalan yang benar. Namun, berkali-kali melamar pekerjaan halal, dia selalu ditolak. “Tak ada yang ingin mempekerjakan mantan PSK, apalagi pengidap HIV,” ungkapnya sedih.

Bahkan, untuk mencari tempat kos saja, aku sering ditolak. “Aku sudah tiga kali diusir pemilik kos. Pemilik kos takut begitu mengetahui aku menderita HIV.”

Meski uang kos ditanggung beberapa kawan baik, ternyata perempuan itu tetap tak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya. Maka, dia memutuskan tetap menjajakan diri lagi. Kali ini, wilayah operasinya semakin luas. Mulai tempat karaoke, kafe, hingga hotel-hotel berbintang. “Aku  tak ingin menetap di satu tempat, biar tidak gampang dihafal pelanggan,” jelasnya.

Meski fisiknya digerogoti virus mematikan, perempuan itu ternyata tetap menarik perhatian para lelaki hidung belang, para pemburu pemuas nafsu . Sebab, penampilannya tak menunjukkan seperti orang yang sedang menderita penyakit berbahaya tersebut. “Tapi, aku tahu diri. Sejak sakit, aku sudah membatasi hanya akan menerima tamu, paling banyak tujuh orang dalam seminggu. Sekarang aku gampang capai,” katanya. 

"Kamu tak takut menulari pelanggan ?"ujarku. "Aku akan pakai kondom, kalau para "pemburu nafsu" menolak pakai , ya , isi diluar tanggung jawab percetakan !", jawabnya.

Dia mengaku akan terus menjadi PSK sampai mempunyai modal yang cukup untuk membuka usaha yang halal. “Kalau tidak punya usaha apa-apa, aku mau makan apa? 

Kendati menjadi pasien HIV, Perempuan itu masih menyimpan cita-cita hidup. “Aku ingin menikah."Aku menjadi ibu rumah tangga, aku bertekad mandiri dan ingin mempunyai usaha halal. “Entah itu salon, warung, atau apa sajalah,” katanya.“Doakan ya, semoga aku bisa mewujudkan kedua cita-cita itu sebelum mati nanti,” ujarnya dengan nada pilu. 

Tuhan punya rencana yang lebih baik buatmu, kawan. Tak Akan Ada cemooh lagi. Mimpimu telah kau dapati ditempat lain..

Selamat jalan..

Kami kawan- Kawanmu, yang menerimamu dengan segala kelebihan dalam kekuranganmu. Istirahatlah dengan damai disisi Tuhan. Tuhan selalu mengasihi dan Dia selalu baik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar